Friday 5 July 2013

Tokoh Penterjemah Barat

SALMAN al-Farisi, sahabat Rasulullah SAW merupakan orang pertama kali menterjemahkan kitab suci al-Quran ke dalam bahasa lain. Dalam sejarah disebutkan, beliau menterjemahkan surah al-Fatihah secara lisan ke dalam bahasa Parsi atas permintaan orang-orang Muslim Parsi. Namun terjemahan al-Farisi ini belum mencakupi keseluruhan surah dalam al-Quran, hanya surah al-Fatihah.

Penterjemahmuda ingin mendedahkan beberapa tokoh barat yang merupakan penterjemah yang baik dalam bahasa arab tambahan lagi diberi kepercayaan dalam menterjemah kitab al Quran ..  
Di antara tokoh-tokoh yang berusaha menterjemahkan al-Quran adalah seperti berikut. Usaha mereka ini telah membuka mata, khususnya kepada dunia Barat tentang mukjizat al-Quran yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia.

1. Petrus Agung (1092-1156 M): Ketua gereja Cluny, Perancis adalah tokoh Barat yang pertama kali berusaha menterjemahkan al-Quran. Dengan bantuan seorang teologi abad pertengahan berbangsa Inggeris, Robert Ketenesis (1110-1160), dan muridnya Hermannus Dalmatin (1110-1160), beliau menterjemahkan teks al-Quran ke dalam bahasa Latin yang diberi judul Lex Mahumet Pseudoprophete pada tahun 1143 masihi.

2. Louis Maracci (1612-1700 M): Seterusnya terjemahan al-Quran berbahasa Latin yang paling masyhur dan banyak menjadi rujukan adalah milik Louis Maracci, seorang berbangsa Itali. Terjemahan al-Quran karya Maracci ini disertakan teks Arab dan ulasan panjang yang berisi penolakan terhadap Islam.

3. Andre du Ryer (1580-1660 M): Orientalis berbangsa Perancis ini merupakan tokoh yang pertama kali membuat terjemahan al-Quran berbahasa Perancis. Beliau menterjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Perancis langsung daripada teks aslinya berbahasa Arab.
Pengalamannya tinggal lama di Istanbul, Turki dan Mesir membuatnya menguasai bahasa Arab dengan baik. Karyanya ini diberi judul L’Alcoran de Mahomet.

4. Salomon Schweigger (1551-1622 M): Beliau pendeta gereja Noremberg adalah orang pertama kali melakukan penterjemahan al-Quran ke dalam bahasa Jerman. Beliau menterjemahkan al-Quran tersebut daripada sebuah terjemahan al-Quran berbahasa Itali. Terjemahan karya Schweigger ini diberi berjudul Alcoranus Mahometicus.

5. Andrea Arrivabene (1534-1570 M): Versi terjemahan al-Quran dalam bahasa Itali pertama kali dibuat oleh Andrea Arrivabene. Karya terjemahan yang diberi judulL’Alcorano di Macometto merupakan hasil penterjemahan karya Petrus Agung.

6. Hendrrik Jan Glasaemker: Beliau merupakan orang pertama yang diketahui membuat terjemahan al-Quran dalam bahasa Belanda. Beliau menterjemahkan al-Quran bersumberkan pada sebuah terjemahan al-Quran versi bahasa Perancis. Terjemahan ini diberi judulMahomets AlKoran.


7. Alexander Ross (1590-1654 M): Beliau adalah orang yang pertama kali menterjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Inggeris. Al-Quran terjemahan Ross ini dibuat pada tahun 1649 dengan mengadaptasinya daripada terjemahan al-Quran berbahasa Perancis, L’Alcoran de Mahomet

Thursday 13 June 2013

TERJEMAHAN HARFIAH

TERJEMAHAN HARFIAH


Penerjemahan literal (literal translation) atau disebut juga penerjemahan lurus (linier translation) berada diantara  penerjemahan kata demi kata dan penerjemahan bebas (free translationi). Dalam proses penerjemahannya, penerjemah mencari konstruksi gramatikan BSu yang sepadan atau dekat dengan Bsa. Penerjemahan literal ini terlepas dari konteks. Penerjemahan ini mula – mula dilakukan  seperti penerjemahan kata demi kata, tetapi penerjemah kemudian menyesuaikan susunan kata-katanya sesuai dengan gramatikal BSa.
Penerjemahan literal merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam proses terjemah. Teknik ini mencoba menterjemahkan sebuah kata atau ungkapan kata  perkata. “ Literal translations is to translate a word or an expression word for word” (Hurtado Albir: 2001). Yang dimaksud Molina dan Hurtado Albir dengan kata demi kata pada definisi ini, bukan berarti  menerjemahkan satu akta untuk kata yang lainnya, tetapi lebih cenderung kepada menerjemahkan kata demikata berdasarkan fungsi dan maknanya dalam tataran kalimat.
Dilihat dari jauh dekatnya terjemahan dari bahasa sumber dan bahasa sasaran, terjemah dapat diklasifikasikan ke dalam delapan jenis. Kedelapan jenis terjemahan tersebut dapat dikategorisasikan dalam dua bagian besar. Pertama, terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sumber, dalam hal ini penerjemah berupaya mewujudkan kembali dengan setepat-tepatnya makna kontekstual penulis, meskipun dijumpai hambatan sintaksis dan semantik yakni hambatan bentuk dan makna. Kedua, terjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sasaran. Dalam hal ini penerjemah berupaya menghasilkan dampak yang relatif sama dengan yang diharapkan oleh penulis asli terhadap pembaca versi bahasa sasaran.
Dilihat dari orientasinya terhadap bahasa sumber, terjemahan dapat diklasifikasikan:
1)  Terjemahan kata demi kata (word for word translation). Penerjemahan jenis ini dianggap yang paling dekat dengan bahasa sumber. Urutan kata dalam teks bahasa sumber tetap dipertahankan, kata-kata diterjemahkan menurut makna dasarnya diluar konteks. Kata-kata yang bermuatan budaya diterjemahkan secara harfiah. Terjemahan kata demi kata berguna untuk memahami mekanisme bahasa sumber atau untuk menafsirkan teks yang sulit sebagai proses awal penerjemahan.
2) Terjemahan Harfiah (literal translation) atau sering juga disebut terjemahan struktural. Dalam terjemahan ini konstruksi gramatikal bahasa sumber dikonversikan ke dalam padanannya dalam bahasa sasaran, sedangkan kata-kata diterjemahkan di luar konteks. Sebagaimana proses penerjemahan awal terjemah harfiah ini dapat membantu melihat masalah yang perlu diatasi.
3) Terjemahan setia (faithful translation). Terjemahan ini mencoba menghasilkan kembali makna kontekstual walaupun masih terikat oleh struktur gramatikal bahasa sumber. Ia berpengang teguh pada tujuan dan maksud bahasa sumber sehingga terkesan kaku. Terjemahan ini bermanfaat sebagai proses awal tahap pengalihan.
4) Terjamahan semantis (semantic teranslation). Berbeda dengan terjemahan setia. Terjemahan semantis lebih memperhitungkan unsur estetika teks bahasa sumber, sdan kreatif dalam batas kewajaran. Selain itu terjemahan setia sifatnya masih terkait dengan bahasa sumber, sedangkan penerjemahan semantis lebih fleksibel. Apabila ungkapan pasemon (kinayah) di atas terjemahan secara semantis, maka hasil terjemahnanya adalah 'dia laki-laki adalah seorang pemberani, terhormat dalam lingkungan keluarga dan masyarakatnya, dan seorang dwermawan' (Murtdho, 1999). 
Klasifikasi terjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran yaitu:
1) Terjemahan adaptasi (adaptation). Terjemahan inilah yang dianggap paling bebas dan palingdekat kebahasaan sasaran. Terutama untuk jenis terjemahan drama dan puisi, tema, karakter dan alur biasanya dipertahankan. Dalam karangan ilmiah logikanya diutamakan, sedangkan contok dikurangi atau ditiadakan.
2) Terjemahan bebas (free trantation). Penerjemahan bebas adalah penulisan kembali tanpa melihat tanpa aslinya. Biasanya merupakan parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari aslinya.   
3) Terjemahan idiomatiuk (idiomatic translation). Dalam terjemahan jenis ini pesan bvahasa sumber disampaikan kembali tetapi ada penyimpangan nuansa makan karena mengutamakan kosa kata sehari-hari dan idiom dan tidak ada di dalam bahasa sumber tetapi bisa dipakai dalam bahasa sasaran.
4) Terjemahan komunikatif (communicative translation). Terjermahan ini berusaha menyampaikan makna kontekstual dari bahasa sumber sedemikian rupa, sehingga isiu dan bahasanya berterima dan dapat dipahami oleh dunia pembaca bahasa sasaran. Terjemahan ini biasanya dianggap terjemahan yang ideal.
Selain pengertian di atas, juga terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli dibidang bahasa, antara lain yaitu Catford (1965), menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan ia mendefinisikan terjemah yaitu “mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran”. Selain Catford,  Newmark (1988) juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi. Menurutnya terjemah yaitu: “menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang.” Sedangkan Ibnu Burdah mendefinisikan terjemah dengan sangat sederhana sebagai “usaha memindahkan pesan dari teks berbahasa Arab (teks sumber) dengan padanannya ke dalam bahasa Indonesia (bahasa sasaran).”
Di kalangan bangsa Arab terdapat dua aliran penerjemahan sebagaimana yang disebut oleh as-Shafadi, Aliran pertama, ialah aliran yang dianut Johanes Patriarch, Ibnu Na’imah al-Himshiy dan lainnya. Aliran ini memusatkan pandangan untuk mencari padanan setiap kata Yunani beserta kandungan maknaknya dari kata-kata Arab. Cara ini kurang baik disebabkan dua hal: pertama, tidak semua kata-kata Yunani terdapat padanannya dalam kosa kata bahasa Arab. Kedua, adanya perbedaan ciri-ciri susunan sintaksis antara satu bahasa dengan bahasa lain.
Aliran kedua, adalah cara yang dianut oleh Hunain bin Ishaq, Al-Jauhari dan lain-lainnya. Aliran ini berpokok pangkal kepada penguasaan seorang penterjemah terhadap konsep yang dikandung kalimat, kemudian ia mengungkapkan konsep tersebut dengan kalimat yang seimbang.
Dari dua aliran yang di ungkapkan oleh Al-Hasan Azzayat di atas, akhirnya melahirkan dua metode penerjemahan secara garis besar, sebagaimana yang diungkap oleh beberapa ahli. Dua metode tersebut, yaitu terjemahan harfiah dan terjemahan bebas.
Muhammad Mansur dan Kustiwan merumuskan metode terjemahan dalam dua bagian besar, yaitu terjemahan harfiah dan terjemahan Maknawiyah (Hurtado Albir: 2001 )“Terjemahan harfiah ialah terjemahan yang memperhatikan peniruan teks asli dalam jumlah kata, susunan dan urutannya. Jadi, terjemahan harfiah mirip dengan menyusun kata-kat di tempat padanannya.”
Terjemahan maknawiyah (bebas), yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain sambil memperhatikan kesepadanan makna dan maksud bahasa asal serta kenetralan redaksi, sekirannya cukup dengan terjemahan yang seolah-olah bukan terjemahan.
Terjemahan tafsiriyyah atau terjemahan maknawiyyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnaya.
Sedangkan Newmark (1988) juga mengajukan dua metode penerjemahan, yaitu (1) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber (BSu); (2) metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran (BSa). walaupun kemudian, Newmark menjelaskannya menjadi delapan metode penerjemahan, yaitu penerjemahan kata-demi-kata, Penerjemahn harfiah, penerjemahan setia, penerjemahan semantik, penerjemahan adaptasi (saduran), Penerjemahan bebas, penerjemahan idiomatik dan penerjemahan komunikatif.
Dari beberapa definisi tentang metode penerjemahan yang diungkapkan di atas, penulis merasa perlu untuk mejelaskan kedua metode tersebut, agar lebih jelas serta mudah dipahami.
Terjemahan harfiyah, melingkupi terjemahan-terjemahan yang sangat setia terhadap teks sumber. Kesetiaan biasanya digambarkan oleh ketaatan penerjemah terhadap aspek tata bahasa teks sumber, seperti urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan sebagainya. Akibat yang sering muncul dari terjemahan ini adalah, hasil terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena penerjemah memaksakan aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Metode terjemahan ini sangat populer dipraktekan di Eropa pada abad pertengahan dan berkembang secara meluas, terutama sekali pada naskah yang dianggap sakral; kitab-kitab suci sebagai suara yang diwahyukan Tuhan. Terjemahan ini pula sampai sekarang masih dilakukan terhadap Kitab Suci, misalnya Injil dan Al-Qur’an.
Adapun yang dimaksud dengan terjemahan bebas (Tafsiriyyah), bukan berarti seorang penerjemah boleh menerjemahkan sekehendak hatinya, sehingga esensi terjemahan itu sendiri hilang. Bebas di sini berarti seorang penerjemah dalam menjalankan misinya tidak terlalu terikat oleh bentuk maupun struktur kalimat yang terdapat pada naskah yang berbahasa sumber. Ia boleh melakukan modifikasi kalimat dengan tujuan agar pesan atau maksud penulis naskah mudah dimengerti secara jelas oleh pembacanya. Berdasarkan paparan di atas berikut ini penulis memfokuskan bahasan makalah ini tentang terjemahan harfiah yang diambil dari sumber utama: A Textbook of Translation, Chapter 7 oleh Peter Newmark.
 Perbahasan
Penekanan yang berlebihan  dalam linguistik pada analisis wacana adalah bagaimana suatu ide dikomunikasikan dalam teori terjemahan yaitu teks, dan  hampir setiap penyimpangan terjemahan harfiah dapat dibenarkan dimana saja dengan merujuk pada teks sebagai patokan. Kekakuan  yang berlaku adalah mengarah pada penolakan terjemahan harfiah sebagai prosedur terjemahan yang sah. Jadi Neubert (1983) menyatakan bahwa satu kata dari teks SL(bahasa sumber) dan kata TL (bahasa target) dalam terjemahan, jarangcocok secara semantik maupun gramatikal. 
Dalam tiga kalimat  Perancis berikut (sekitar 75 kata) dan terjemahannya dalam bahasa Inggris (68 kata), setiap  kata-Perancis kecuali taux memiliki padanan  bahasa Inggris secara leksikal, semua dengan fungsi gramatikal yang sesuai. Hanya sekitar lima kata fungsi yang tidak memiliki padanan.  
Les autres membayar ONT leurs augrnenti dipenses publiquesseorang kerabat l'enseignemertt supmeur plus que la Grande-Bretagne liontin annies les 1968-1970. (Le taux d'Moyen accroisse ¬ ment des mrmeel dQpenses kerabat d l'erueigrtement supbieur est24, 71 en France, au _7apon 18,07, 28,09 en Suade, mais seulement en Grande Bretagne 8,12.) Mais du Notre pourcentage PNB consacri aux dQpenses dans 1'enseignement Supa; rieur est quand meme plus grand que celui de tous nos voisins Presque.
         Negara-negara lain telah meningkatkan belanja publik untukpendidikan tinggi lebih besar dari Britania Raya (Inggris) pada tahun-tahun 1968-1970. ('Peningkatan  rata-rata tahunan  untuk pendidikan tinggi adalah 24,71 di Perancis, 18,07 di Jepang, 28,09 di Swedia, tetapi hanya 8,12 di Inggris.) Tapi persentase GNP kami yangdikhususkan untuk pengeluaran pendidikan tinggi tetap lebih besar dari hampir semua negara tetangga.
         Saya tidak berpikir terjemahan bahasa Prancis tersebut bisa diperbaiki, meskipun ada satu atau dua varian yang dianggap sesuai.Tapi sekitar 90% dari tiga kalimat di atas dapat diterjemahkan secara harfiah. Menurut pendapat  saya, bagaimanapun, terjemahan harfiah adalah benar dan tidak bisa dihindari, jika mau mengamankan kesepadanan referensial dan pragmatik.

Tuesday 11 June 2013

7 KUNCI SUKSES MENJADI PENTERJEMAH PROFESIONAL

7 Kunci Sukses Menjadi Penterjemah Profesional.

1. Memiliki Latar Pendidikan Bahasa Yang Baik
Untuk menjadi seorang penerjemah yang baik diperlukan latar belakang pendidikan bahasa, dimana dengan pendidikan bahasa tersebut seseorang akan banyak menyerap ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa seperti perbendaharaan kata, tata bahasa  dan lain sebagainya.

2. Memiliki Bakat Sebagai Penerjemah
Penerjemahan adalah sebuah seni dalam mengalihbahasakan rangkaian kalimat dari bahasa sumber (source langage) ke bahasa target (target languange) tanpa menghilangkan sedikitpun esensi atau makna yang dikandungnya. Hanya orang-orang yang memiliki bakat khusus dengan latar belakang pendidikan bahasa yang baik sajalah yang bisa menjadi seorang penerjemah.

3. Memiliki Pengalaman
Pengalaman bisa dijadikan guru terbaik untuk lebih mengembangkan kemampuan seorang penerjemah. Untuk itu dianjurkan sekali bagi yang ingin memulai karirnya sebagai seorang penerjemah untuk lebih memperkaya pengalaman Anda dengan cara bergabung dengan biro-biro jasa penerjemahan bahasa untuk menjadi penerjemah freelance. Berbekal pengalaman tersebut seorang penerjemah tentunya akan memperoleh nilai tambah kedepannya dan tidak mustahil bisa menjadi penerjemah profesional.

4. Memahami Bidang Keterampilan Dalam Menerjemahkan
Seorang penerjemah yang baik akan mampu memahami bidang keterampilan yang di kuasainya dan tidak memaksakan diri untuk menerjemahkan bidang lain yang tidak dikuasainya. Misalnya, bila Anda adalah seorang penerjemah yang biasa menangani materi terjemahan bahasa hukum, jangan sekali-sekali memaksakan diri untuk menerjemahkan materi terjemahan bahasa teknik.

5. Berupaya Menjadi Profesional
Predikat untuk menjadi penerjemah profesional adalah impian dari semua orang yang berprofesi sebagai penerjemah. Untuk itu, tetapkan hati dan siapkan mental Anda untuk senantiasa berupaya dengan semaksimal mungkin menghasilkan hasil terjemahan yang berkualiatas demi tercapainya kepuasan pelanggan dan dengan memperhatikan ketepatan waktu.

6. Selalu Menjaga Kepercayaan Pelanggan
Kunci utama suksesnya seorang penerjemah yang baik atau penerjemah profesional adalah mampu menjaga kepercayaan pelanggan-pelanggannya dengan cara senantiasa menyajikan hasil-hasil terjemahan yang bermutu dan tepat waktu.

7. Terus Belajar Untuk Mengasah Kemampuan
Jangan pernah berhenti belajar dan mengasah kemampuan Anda dalam menerjemahkan. Banyak cara yang bisa dilakukan agar kita bisa terus belajar dan mengasah keterampilan kita dalam bidang penerjemahan, salah satunya, bagung dengan forum-forum atau komunitas-komunitas penerjemah online baik didalam maupun diluar negeri.



Sunday 9 June 2013

Objektif Blog Penterjemah Muda

Objektif Blog Penterjemah Muda
*  Membantu pembaca untuk memahami cara untuk menterjemah dari bahasa melayu ke bahasa arab atau     sebaliknya.
*  Menegaskan akan syarat menterjemah bahasa yng sebenar.
*  Membantu pembaca untuk menterjemah dengan kefahaman dan kemahiran yang baik 

Thursday 2 May 2013

SYARAT SI PENTERJEMAH

Penterjemah muda ingin menampilkan perkongsian baharu berkenan jenis penterjemah dan syarat Si Penterjemah. Ramai dalam kalangan masyarakat terlepas pandang berkenaan perkara ini sebaliknya menterjemahkan bahasa arab ke dalam bahasa melayu secara membuta tuli sahaja . Dengan ini Penterjemah Muda mengharapkan sedikit perkongsian ini adalah bermanfaat.

2 JENIS PENERJEMAH BAHASA ARAB

Bahasa Arab sangat berbeda dan memiliki kesulitan tersendiri. Karena itu, penerjemah bahasa Arab dibagi menjadi 2 jenis, iaitu :
      i. Penerjemah bahasa Arab secara harfiah
 Penerjemah bahasa Arab jenis ini mengalih bahasakan bahasa arab secara kata per kata, jadi                setiap kata dicari dulu terjemahannya, kemudian setelah terkumpul menjadi sebuah kalimat akan dipadukan dan disatukan. Cara seperti ini akan menimbulkan pemahaman kalimat yang kurang tepat, karena tiap bahasa memiliki ciri masing masing dalam membuat sebuah kalimat.
     ii. Penerjemah bahasa Arab secara maknawiyah atau tafsiriyah
Penerjemah bahasa Arab secara maknawiyah berbeda sama sekali dengan jenis penerjemah harfiah di atas, dimana penerjemah ini akan menerjemahkan sumber tanpa menghiraukan urutan kata yang ada pada sumber. Yang diprioritaskan dari cara ini adalah makna atau kandungan yang ingin disampaikan dari sumber terjemahan.

SYARAT SI PENTERJEMAH
Jika Anda sedang mencari jasa penerjemah bahasa Arab, maka harus mengetahui syarat terjemahan bahasa Arab yang baik, antara lain :

1. Proses penerjemahan harus sesuai antara konteks bahasa sumber terjemahan dengan konteks bahasa sasaran terjemahan.

2. Proses penerjemahan harus sesuai antara gaya bahasa sumber terjemahan dengan gaya bahasa sasaran terjemahan.

3. Proses penerjemahan harus sesuai antara ciri khas bahasa sumber terjemahan dengan ciri khas bahasa sasaran terjemahan.

Semoga informasi tentang 2 jenis penerjemah bahasa arab serta syarat terjemahan bahasa Arab ini bermanfaat untuk semua, baik untuk yang sedang mencari jasa penerjemah bahasa Arab ataupun yang sedang menjalankan usaha jasa penerjemah bahasa Arab.

Tuesday 5 March 2013

                                  بسم اللة الرحمن الرحيم

assalamualaikum , Alhamdulillah dengan izin Allah yang Maha Pemurah lagi maha Penyang telah mengizinkan saya dan sahabat handai saya untuk membuka satu laman Blog sebagai satu perkongsian ilmiah dalam berbahasa Arab . 

" Penterjemah Muda " adalah nama yang diinsipasikan sebagai platform baru untuk membuka peluang kepada golongan belia khususnya mahasiswa dan pelajar-pelajar yang meminati Bahasa Arab.

Laman ini membincangkan bagaimana seseorang itu untuk menterjemah dari bahasa Arab ke bahasa Melayu , mahupun dari Bahasa Melayu ke bahasa Arab disamping membantu pembaca menjadi seorang penterjemah bahasa arab yang baik. InsyaAllah.

Harapan saya agar laman ini boleh menjadi manfaat kepada sesiapa saja yang ingin belajar mengenai ilmu penterjemahan dan jika ada perkongsian yang berkaitan dengan ilmu penterjemahan maka dialukan berkongsikan bersama di dalam laman ilmi ini. Moga yang sedikit itu menjadi manfaat kepada semua.